Powered By Blogger

BISMILLAAHI TAWAKKALTU 'ALALLAAH LAA HAWLA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAH

ROBBI JIDNII 'ILMAN WARZUqNI FAHMAN ALLAHUMMA 'AAFINII FII BADANII WA BASHORI

silakan klik KOTAK DI BAWAH ini untuk mencari bahan pelajaran yang diinginkan

Judul yang anda ingin pelajari lebih lanjut

Senin, 12 Juli 2010

CARA PENCATATAN KEBAJIKAN DAN KEBURUKAN, SERTA RAHMAT ALLAH

Pembelajaran kedua [2]
CARA PENCATATAN KEBAJIKAN DAN KEBURUKAN SERTA RAHMAT ALLAH


<1>-Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rosululloh S.A.W bersabda:
Allah berfirman: "jika hambaku berniat melakukan keburukan, janganlah kalian [para Malaikat] mencatat kesalahannya sehingga ia melakukannya. Jika ia telah melakukannya, tulislah dengan semisalnya. Jika ia meninggalkannya karenaKU, tulislah untuknya satu kebajikan. Jika ia berniat melakukan  kebajikan dan belum melakukannya, tulislah untuknya satu kebajikan. Jika ia telah melakukannya, tulislah untuknya sepuluh kali lipatnya hingga 700 kali lipatnya" [al-Bukhori, Muslim~shahih]


<2>-Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rosululloh S.A.W bersabda: 

Allah berfirman: "jika hambaku berbicara (yakni berniat) untuk melakukan kebajikan, maka Aku akan menulisnya untuknya satu kebajikan selagi belum  melakukannya. Jika ia telah melakukannya, maka Aku mencatatnya dengan sepuluh kali lipatnya. Jika ia berniat untuk melakukan keburukan, maka Aku mengampuninya selagi belum melakukannya. Jika ia telah melakukannya, maka Aku menulisnya untuknya yang semisalnya". Rosululloh S.A.W melanjutkan: Para Malaikat berkata,'Wahai Tuhanku, ini hambaMu berniat melakukan keburukan padahal Dia lebih mengetahuinya', Allah S.W.T. berfirman :"Lihatlah! jika ia melakukannya, maka catatlah keburukan itu untuknya dengan semisalnya. Jika ia meninggalkannya, maka tulislah untuknya satu kebajikan. Ia hanyalah meninggalkannya karena takut kepadaKu." [Muslim~shahih]

Wallaahu'alam

 
Bagi pembaca yang baru bergabung saya sajikan Review pelajaran pertama, tentang Perbedaan Hadits Qudsi dengan  al- qur'an diantaranya sbagai berikut:[1]- Al-Qur'an diturunkan melalui malaikat Jibril AS, sedangkan Hadits Qudsi adakalanya perantaranya adalah Malaikat Jibril AS, ilham, atau selainnya.

[2]- Al-Qur'an seluruhnya adalah 'mutawatir, sedangkan Hadits ... Lihat SelengkapnyaQudsi tidak demikian.
[3]- Al-Qur'an tidak mengalami kekeliruan sepanjang zaman, sedangkan Hadits Qudsi 
adakalanya terdapat keraguan yang dinisbatkan kepada salah seorang perawinya karena meriwayatkannya secara keliru.

[4]- Al-Qur'an di baca dalam shalat, dan itu tidak berlaku pada Hadits Qudsi.

[5]- Al-Qur'an terbagi beberapa surat, ayat, hizb, juzz, dan seterusnya; sedangkan Hadits Qudsi tidak demikian.

[6]- Pahala membaca Al-Qur'an itu absolut, sedangkan pada pembacaan Hadits Qudsi tidak mempunyai keutamaan yang sama.
[7]- Al-Qur'an adalah mukjizat yang abadi sepanjang masa.

[8] Orang yang mengingkari Al-Qur'an menjadi kafir, berbeda dengan orang yang mengingkari Hadits Qudsi, misalnya jika sanadnya lemah.
[9] Diperbolehkan meriwayatkan Hadits Qudsi secara maknanya.
Semoga shalawat dan salam terlimpah atas Rosululloh Muhammad SAW.


Wallaahu'alam.
Wassalam

[Referensi utama:Shahih al-Hadits al-Qudsiyah/Abu Abdillah Musthafa al-Adawi [ulama mesir]; penerjemah, Ahmad Syaekhu; muraja'ah, Ahmad Amin Sjihab~JAKARTADarul Haq, 2005]

Reflesi pelajaran pertama dan kedua:
Renugkan beberapa pertanyaan di bawah ini:
1. Apa Hadits Qudsi sama dengan Al-quran?

2. Berapa kali lipat pahala kebaikan yang diniatkan jika dilakukan?
3. Berapa kali lipat pahala kebaikkan jika meninggalkan keburukan yang diniatkan?


Silakan beri komentar pelajaran kedua dan reviu pelajaran pertama ini pada kotak yang tersedia di bawah ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar